Ansar & Aminah

Tidak ada kata yang mungkin usai aku ucapkan selain bersyukur. Hingga detik ini mungkin banyak orang yang bertanya-tanya hingga masih belum percaya meskipun undangan ini sudah sampai ditangan masing-masing. Saya cuman mau bilang pertemuan kami memang singkat, saya dan calon suami saya masing-masing disatukan oleh dua keluarga yah mungkin bisa ditebak, yah kami dijodohkan, saya dan calon suami masih berstatus sepupu.

Hanya berselang kurang lebih satu Minggu saya dari rumah beliau, sebab saat itu ada sepupu yang menikah hingga aku mengantar mama saya, tantenya dan juga tante saya menelpon ke mama saya untuk menanyakan jalan (tangngalalang). Dengan santainya mama aku bilang begini macoa mi tia (bagus) sebab posisi masih keluarga, saya ingat sekali pas perbicangan itu sebab posisi hp saya yang dipakai saat itu dalam kondisi terspeaker, yah aku dengarlah perbincangan mereka. Deg-degan iya pasti bahkan setelah perbincangan itu aku langsung ditanya dong, tapi sebelumnya orang tua saya berdiskusi dan menelpon Om saya di Balikpapan yang notabene menjadi orang tua saya yang ikut andil dalam proses saya hingga hari ini. Juga kakak sepupu saya yang di Mamuju juga ikut andil dalam perbincangan ini, mereka semua sepakat untuk menerima. Keputusan saat itu terletak di saya bagaimana akhirnya saya istikharah semua hal baik saya temukan dalam mimpi bahkan semua prosesnya dipermudah, meskipun sempat saya bilang begini sama orang tua saya "Ma' saya masih anak-anak kayaknya belum pantas berumah tangga, lah semuanya menjawab saya dengan begini umur kamu sudah mau 26 mana ada anak-anak"😃. Akhirnya saya bilang begini sama mama saya kalau memangnya yakin dan setuju maki mama papa yah kita ji terima mi saja, karena posisi saya sebagai anak tidak mauka kecewakan orang tua ku karena bisa ka sampai sekarang yah karena didikan dan kasih sayang mereka. Sebab tidak mungkin orang tua dan Tante saya memilih pendamping untuk saya sekali seumur hidup kalau memang tidak baik, pasti mereka memilih dengan berbagai pertimbangan yang baik pastinya. Kriteria menantu mama saya dan calon suami saya itu sama jadi saya terima karena memang juga tidak ada kenalan dan sudah komitmen tidak ingin pacaran.

Setelah itu, mama Saya kemudian ke Makassar dan nginapnya di rumah Tante saya yang juga tantenya dan juga ditunjuk perantara orang tua calon saya ini, diam-diam saat di Makassar mama saya intens berkomunikasi terkait perjodohan ini, hingga pada saat lebaran idhul adha keluarga dari calon suami saya datang ke rumah untuk mengadakan lamaran dan mattandajari.
Sudah mi dii itu mo saja hehehe
Doakan kami yah menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah nantinya hingga Jannah-Nya Wassalam